Sejak Februari 2025, publik diguncang dengan kabar mengejutkan: dugaan pengoplosan Pertalite (RON 90) menjadi Pertamax (RON 92) telah terjadi di lingkungan PT Pertamina. Skandal ini tidak hanya menyangkut kualitas BBM, tapi juga potensi korupsi hingga triliunan rupiah.
Modus dan Skala Kerugian
- Kejaksaan Agung (Kejagung) menyatakan bahwa PT Pertamina Patra Niaga melakukan pembelian Pertalite namun membayar seharga Pertamax, lalu mencampurnya (blending) agar menyerupai RON 92. praktik ini disebut tidak diperbolehkan.Kompas NasionalKompas
- Kerugian negara yang ditimbulkan oleh praktik ini diperkirakan mencapai Rp 193,7 triliun selama periode 2018–2023.Media IndonesiaKilas KlatenWikipedia
Tersangka & Pihak Terkait
- Tujuh orang telah ditetapkan sebagai tersangka, termasuk:
- Riva Siahaan, Dirut Pertamina Patra Niaga
- Sani Dinar Saifuddin, Dirut Optimasi Feedstock & Produk KPI
- Yoki Firnandi, Dirut Pertamina International Shipping
- Agus Purwono, VP Feedstock Management KPI
- Muhammad Kerry Andrianto Riza (anak Riza Chalid) dan dua komisaris swasta.Media IndonesiaWikipedia
- Nama taipan minyak Riza Chalid mencuat karena rumahnya digeledah, menyita dokumen dan uang tunai dalam penyidikan.Media IndonesiaWikipedia
Pandangan Pertamina vs Kejagung
- Kejagung: temuan mengonfirmasi adanya modus blending tersebut.Kompas NasionalKompas
- Pertamina: menegaskan bahwa produk Pertamax yang beredar tetap sesuai spesifikasi (RON 92), dan bahwa narasi “oplosan” muncul akibat miskomunikasi dengan Kejagung.YouTubeKompasKompas Nasional
Suara Publik dan Konsumen
- BPKN menyatakan bahwa jika terbukti, konsumen berhak menuntut ganti rugi secara individu maupun class action. Juga mendesak evaluasi distribusi dan pengawasan BBM agar insiden serupa tidak terjadi lagi.bpkn.go.idbpkn.go.id
- Publik menyoroti soal kepercayaan terhadap kualitas BBM yang menurun dan menuntut pertanggungjawaban hukum yang tegas.Kompas NasionalCNN IndonesiaWikipedia
Komentar Netizen (via Reddit)
- Seorang warga menyampaikan: “Blending juga harusnya di kilang/refinery bukan di depot Merak yang harusnya cuma buat penampungan…”
— Menyoroti bahwa proses seharusnya hanya terjadi di kilang utama, bukan depo distribusi.Reddit - Beberapa warganet menambahkan: “Sebenarnya bukan di kualitas bensinnya, tapi di markup harganya. Para koruptor ini beli bensin RON 90 tapi pakai harga RON 92, selisih ditilep.”
— Menekankan bahwa manipulasi finansial lebih dominan daripada kualitas teknis.Reddit